Senin, 24 Desember 2012

SAMBA KEMBALI BERJAYA SAAT CORINTHIANS KALAHKAN CHELSEA 1-0

SAMBA KEMBALI BERJAYA, SAAT
CORINTHIANS KALAHKAN CHELSEA 1-0 Catatan : M. Achwani. Setelah 5 tahun berturut-turut Klub Eropa selalu menjadi Juara Dunia kini giliran Klub Amerika Latin, Juara Libertadores Corinthians yang terkenal dengan gaya “Sambanya” berhasil mengalahkan Klub Juara Liga Champions Eropa Chelsea dengan skor 1-0, pada pertandingan final FIFA WORLD CLUB CUP 2012 di Stadion Internasional Yokohama tanggal 16 Desember 2012.
Kekalahan tersebut tentunya membuat sedih para Pemain Chelsea sebab gagal mempertahankan dominasi Klub Eropa yang sebelumnya telah 5 kali berturut menjadi Juara Dunia Antar Klub, kali ini lepas ketangan Klub Amerika Latin melalui kekalahan yang diderita Klubnya. Karena meski lebih menguasai permainan tapi gagal membuahkan gol, Garry Cahill Pemain Chelsea berujar “Timnya kurang beruntung padahal sepanjang pertandingan Chelsea lebih menguasai permainan, beberapakali mendapat peluang namun Penjaga Gawang lawan dapat menyelamatkannya, tapi itu bukan alasannya Corinthians bermain lebih taktis dan terorganisasi dengan baik.” Pertandingan kedua Klub lain benua dan lain gaya bermain itu menunjukan permainan tingkat dunia, dari awal serangan atau serangan balik silih berganti dilakukan kedua belah pihak membahayakan gawang lawannya, peluang mencetak gol didapat keduanya beberapa kali, tapi pada paruh pertama tidak ada gol yang tercipta, karena keduanya memilliki Penjaga Gawang yang selalu melakukan penyelamatan gemilang, baik yang dilakukan Cassio (Corinthians) maupun Peter Chech (Chelsea). Baru saja pertandingan berjalan 8 menit, Pemain Chelsea Cahill menerima umpan dari tendangan sudut Juan Mata dan melepaskan tendangan keras kearah gawang Corinthians, namun gagal membuahkan gol berkat penyelematan gemilang yang dilakukan Penjaga Gawang Cassio. Giliran kemudian Corinthians pada menit 18 Emerson melepaskan tendangan keras kearah gawang Chelsea namun bisa diselamatkan Penjaga Gawang Chech. Selama paruh pertama peluang untuk mencetak gol didapat kedua pihak, tapi tidak ada yang menghasilkan gol berkat penyelamatan gemilang Penjaga Gawang Corinthians Chech dan Penjaga Gawang Chelsea Cassio yang sama-sama bermain gemilang di dalam menyelamatkan gawangnya masing-masing. Memasuki paruh kedua serangan makin meningkat dari keduanya, masing-masing pihak mendapatkan peluang untuk menjebol gawang lawannya, seperti tendangan Paulinho (Corinthians) pada menit 64 mendapat peluang menciptakan gol, tapi sayangnya tendangannya melebar. Tapi akhirnya datang petaka bagi Chelsea, pada menit ke 69 Corinthians unggul 1-0, hasil sundulan Guerrero yang mendapatkan umpan dari Paulinho, setelah skor tersebut tetap bertahan sampai peluit panjang Wasit Cuneyt Cakir berbunyi, tanda berakhirnya pertandingan final dan sekaligus mentahbiskan Corinthians menjadi Juara Dunia Antar Klub tahun 2012. Setelah itu pada menit 86 Chelsea nyaris menyamakan kedudukan, tendangan Torres nyaris membuat gol setelah mendapat umpan panjang dari Lampard, tapi dapat diselamatkan Penjaga Gawang Cassio. Menjelang pertandingan berakhir Chelsea bermain hanya dengan 10 orang, karena Cahill mendapat kartu merah setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Emerson. Kemenangan 1-0 atas Chelsea yang mengantarkan Corinthians menjadi Juara Dunia Antar Klub setelah menunggu 12 tahun dihitung sejak tahun 2000, saat gelar Juara pernah diraih Corinthians. Kemenangan ini tentunya disambut suka cita para Pemain Corinthians, yang sekaligus mengembalikan dominasi Klub Amerika Latin dan mengangkat pamor gaya bermain “Samba,” yang kali ini kembali berhasil menaklukan gaya bermain bola yang lain dari benua Eropa. Pertandingan final itu benar-benar sebuah pertandingan yang menunjukan persaingan riil diantara 2 Klub yang berasal dari 2 benua berbeda, yang satu dari Amerika Latin, yang satu lagi dari Eropa, yang juga memiliki gaya bermain bola yang berbeda sesuai kekhasan asal benuanya masing-masing. Baik Corinthians maupun Chelsea keduanya memperagakan permainan khas masing-masing, Corinthians memperagakan gaya bermain “Samba” yang lebih memperlihatkan “Permainan Cantik,” sedang Chelsea memperagakan gaya bermain “Simple Football” dan “Pressing Football.” Sekilas cara memainkan bola keduanya tampak sama, karena penguasaan bola, mengalirkan bola dari kaki ke kaki begitu mengalir, kemudian transisinya juga begitu baik dipergakan, tapi kalau diamati lebih jauh sebenarnya ada perbedaan bermain dianatara keduanya. Seperti ketika Pemain Corinthians mendapat bola, umumnya menggiring bola melewati hadangan lawannya terlebih dahulu sebelum melepaskan umpan kepada kawannya, mereka suka sekali melakukan hal itu, karena itulah “Sepakbola Indah Samba” yang ingin diperlihatkan para Pemain Corinthians. Namun ketika Pemain Chelsea mendapat bola ia lebih suka melakukan 1-2 sentuhan, kemudian ia melepaskan umpan bola kepada kawannya sebelum lawannya melakukan hadangan terhadapnya, sebab keindahan sepakbola Eropa adalah bila mengutamakan mengalirkan bola dari kaki kekaki dengan 1-2 sentuhan yang dikombinasikan berpindah-pindah arah itulah “Keindahan Sepakbola Eropa.” Perbedaan lainnya bila mendapat hadangan lawan. Pemain Corinthians yang menguasai bola tidak menghindarinya tetapi ia berani menghadapinya dan tetap menggiring bola sampai melewati lawan, baru melepaskan bola setelah melewati lawannya, jadi ia lebih suka duel yang lebih menantang. Sedangkan lawan para Pemain Chelsea ketika mendapat hadangan lawannya saat menguasai bola ia akan segera diumpankan kepada kawannya atau ia lebih suka menghindari duel. Saat menghadang lawan yang menguasai bola keduanyapun memiliki perbedaan. Pemain Corinthians seperti tidak cepat menyergap atau tidak cepat melakukan intersep, namun lebih seperti tetap membayangi lawannya dari jarak lebih dekat saat coba merebut bola dari kaki lawannya. Lain lagi dengan cara Pemain Chelsea saat menghadang lawannya yang menguasai bola, ia melakukannya dengan langsung menyergap lawannya atau cepat melakukan intersep saat coba merebut bola dari kaki lawannya. Kemudian juga cara membayangi Peman lawan saat lawannya menguasai bola, keduanya tampak berbeda. Para Pemain Corinthians membayangi lawannya dengan jarak yang lebih longgar, tapi Pemain Chelsea melakukannya dengan jarak yang rapat dengan Pemain lawannya. Tapi keduanya akan sama ketika lawan terdekat yang dibayanginya menguasai bola, ya tentu akan menghadang dan menyergap untuk mencoba merebut bola dari kakinya. Masih ada perbedaan lain, saat memasuki kotak penalti lawannya. Pemain Corinthians lebih berani menerobos langsung ke jantung pertahanan lawan seketat apapun, baik dengan cara perseorangan dengan menggiring bola sendiri maupun “kerjasama tandem (lay off)” juga “Kerja Sama Segitiga” di kotak penalti lawan dengan kawannya, sampai mendapat celah sekecil apapun untuk menembak atau menanduk bola kearah gawang lawannya. Sedangkan Pemain Chelsea bila lawannya melakukan pertahanan ketat di muka gawangnya, ia jarang menerobos langsung ke jantung pertahanan lawan, ia lebih suka atau lebih memilih membuka pertahanan lawannya dari arah sayap, untuk kemudian menciptakan schrimage di depan gawang lawan dalam upaya mencari celah yang terbuka untuk menembak atau menanduk bola kearah gawang lawan. Ya itulah itulah gaya bermain keduanya. Yang satu dengan gaya bermain “Samba,” diperlihatkan oleh para Pemain Corinthians yang merupakan gaya khas orang-orang Amerika Latin khususnya Brazil kalau bermain bola. Lalu satu lagi gaya bermain yang diperlihatkan para Pemain Chelsea, dengan bermain “Simple Footbal” dengan “1-2 sentuhan” dan “Pressing Footbal” merupakan gaya khas orang-orang Eropa bermain bola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar