PROGRAM PENGEMBANGAN “BERMAIN DI
LAHAN TERBATAS (SMALL SIDE GAME)” BAGI PEMAIN USIA DINI
OLEH : M. ACHWANI
Mengingat kemahiran menggiring bola dengan cepat melalui lawan ataupun
kerjasama 1-2 sentuhan secara cepat diantara dua Pemain untuk melewati lawan, belum
banyak terlihat diantara Pemain Indonesia sampai tingkat Liga Super sekalipun.
Sehingga ditengarai bahwa keterbatasan kemahiran bermain seperti itulah yang
menjadi salah satu penyebab mengapa Pemain Timnas kita sulit mengembangkan
permainannya untuk menundukan lawan-lawan bertanding diberbagai kejuaraan
internasional.
Oleh karena itu Manajemen Sport Utama (MSU) sejak pertengahan tahun 2010
lalu, mulai merintis mengkaji dan mendesain program “untuk mengasah dan meningkatkan
skill pesepakbola usia dini, terutama didalam mengasah dan meningkatkan
kemahiran menggiring bola dan kerjasama dua orang Pemain dengan 1-2 sentuhan,
untuk melewati lawan bermain dengan cepat melalui Program Pengembangan “Bermain
Di Lahan Terbatas (small side game).”
Arena “bermain di lahan terbatas” ini mempergunakan sarana “Lapangan Mini Futsal J23” ukuran 16 X 6 meter,
yang terletak di Jalan Jakarta 23 Bandung, laik sebagai tempat untuk
mengembangkan “bermain di lahan terbatas” dalam bentuk permainan “Futsal 3 on 3”
(dengan mempergunakan dua gawang, masing-masing gawang dijaga seorang Penjaga
Gawang). Untuk keperluan itu pada bulan Agustus 2010, disusunlah “Peraturan
Permainan,” berlaku secara lokal, dimana saat penyusunannya dilakukan diskusi
dengan kawan-kawan “Korps Wasit Nasional” yang berada di Bandung-Jawa Barat,
termasuk Mulyana Sobandi, Jajat Sudrajat, Oky Dwiputra, Dadang Sutisna, Budi
Priharnako, dan lain-lain.
Kemudian “Peraturan Permainan Lokal Futsal 3 on 3“ ini mulai diuji
cobakan pada pertengahan bulan Agustus 2011, dalam mitra tanding diantara Tim
Wasit Nasional, kemudian antara Tim Wasit Nasional dengan Tim Redaksi HU “PIKIRAN
RAKYAT,” selanjutnya antar beberapa Tim SLTP, SSB dan SSB putri (SSB Queen).
Dari hasil rangkaian mitra tanding itu diambil kesimpulan bahwa “Futsal 3 on 3”
dapat dipertandingkan dan cocok sebagai medium untuk mengembangkan “bermain di
lahan terbatas,” guna meningkatkan skill Pemain Usia Dini.
Selanjutnya pada bulan Desember 2010 s/d Januari 2011, Sekolah Sepakbola
Bandung (SSBB) melakukan upaya lebih jauh didalam menjalankan Program Pengembangan
“Bermain Di Lahan Terbatas” bagi Pemain Usia Dini, dengan menyelenggarakan “Festival
Futsal 3 on 3 Antar SSB Kota/kabupaten Bandung Tahun 2010/2011.” Untuk
keperluan itu terlebih dahulu disusun pula “Peraturan Khusus Pertandingan” guna
mengatur teknis penyelenggaraan pertandingan “Festival Futsal 3 on 3 Antar SSB
Kota/Kabupaten Bandung 2010/2011.”
Festival Futsal tersebut diselenggarakan dengan tujuan untuk :
Mendorong peningkatan skill Pemain Usia Dini dengan “bermain di lahan terbatas”
dalam permainan “Futsal 3 0n 3” bertempat di “Lapangan Mini Futsal J23” Jl.
Jakarta 23 Bandung, terutama didalam hal mengasah kemahiran menggiring bola dengan
cepat melewati lawan bermain dan mengasah kemahiran kerjasama dua orang Pemain
dengan 1-2 sentuhan melewati lawan bermain secara cepat.
Mendorong agar semua Pemain termasuk Penjaga Gawang aktif dalam
permainan, Penjaga Gawang dapat bertindak sebagai pemantul bola, pendukung
serangan dan dapat maju kedepan sampai kedaerah lawan dan sementara Pemain
lainnya dapat menggantikan posisi Penjaga Gawang tetapi tidak boleh
mempergunakan tangan.
Mendorong peningkatan stamina semua Pemain yang turut bermain, mengingat
semua Pemain senantiasa bergerak terus-menerus nyaris tanpa henti, terlibat banyak
menyentuh bola disepanjang waktu permainan.
Mendorong kreativitas Pemain didalam mengembangkan berbagai cara
bermain di lapangan permainan dengan lahan yang terbatas, juga mendorong kreativitas
Pelatih yang menangani Timnya masing didalam merancang dan menerapkan taktik
strategi “bermain di lahan terbatas.”
Festival Futsal ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua SSB peserta
sebagai ajang pemanasan atau untuk menyiapkan diri bagi masing-masing SSB guna
menghadapi berbagai pertandingan penting yang digelar berbagai pihak pada tahun
mendatang, baik yang diselenggarakan Oleh Pengcab atau Pengprov PSSI setempat maupun
pihak lain seperti yang disponsori Danone, Yamaha atau atas kerjasama dengan
Klub Italia AC Milan misalnya.
Penyelenggaraan “Festival Futsal 3 on 3 U-12,” yang dimulai tanggal 5
Desember 2010 dan berakhir 30 Januari 2011, dilaksanakan setiap hari Minggu
diikuti 16 SSB dibagi 4 Grup dengan sistim pertandingan setengah Kompetisi dan
babak selanjutnya menggunakan sistem gugur dengan lama bertanding 3 X 10 menit. Telah menghasilkan : Peringkat
pertama SSB Mandala Ganesha ITB, peringkat kedua SSB Bomber Blodes, peringkat
ketiga SSB Indonesia Muda, peringkat keempat SSB Rick’s Sayati. Pencetak gol
terbanyak Eri (SSB Indonesia Muda) 104 gol, Pemain terbaik Faris (SSB Mandala
Ganesha ITB), Penjaga Gawang terbaik Bilal (SSB Mandala Ganesha ITB), Tim Fair
Play SSB Rick’s Sayati.
Selama penyelenggaraan “Festival Futsal 3 on 3,” dilakukan pengamatan
dan evaluasi pertandingan seperti sebagai berikut :
“Bermain di lahan terbatas” memerlukan kecepatan berfikir didalam
mengambil keputusan, kecepatan bergerak setiap Pemain baik saat menguasai bola
atau ketika melakukan gerakan tanpa bola. Dan dengan demikian setiap Pemain
harus didukung stamina yang cukup untuk dapat bertahan selama bermain, karena
“bermain di lahan terbatas” semua bergerak terus-menerus baik Pemain lapangan
maupun Penjaga Gawang, dimana semua Pemain harus aktif dalam permainan dan
saling mendukung.
Dalam permainan yang tidak mengenal out ini, tercatat disetiap babak (@10
menit) jumlah sentuhan bola berkisar 150 sentuhan saat bermain dalam tempo
rendah dan bisa mencapai 350 sentuhan saat bermain dalam tempo tinggi, dan
jumlah tendangan kearah gawang sedikitnya 50 kali saat bermain tempo rendah dan
mencapai 80 kali tendangan saat bermain tempo tinggi (ketajamannya meningkat).
Kemudian setiap Tim pemenang atau Tim yang mencetak gol lebih banyak kegawang
lawannya, dalam tiap pertandingan umumnya menguasai bola sedikitnya 60 %
dibanding lawan yang dikalahkannya menguasai bola paling tinggi hanya 40 %.
Tim pemenang para Pemainnya terlihat lebih berani menggiring bola
dengan cepat dalam usaha melewati lawannya, juga berani memperlihatkan
permainan kerjasama 1-2 sentuhan melewati lawan bermainnya dengan cepat, permainannya
lebih tajam dalam melakukan serangan dan lebih tangguh menjaga pertahanannya. Kemudian
Penjaga Gawangnya lebih aktif dalam mendukung serangan dan sigap dalam
melakukan intersep mencegat serangan lawan diluar daerah gawangnya.
Para Pelatih harus menanamkan pemahaman spesifik kepada para Pemainnya agar
bermain efisien, efektif, tajam dan tangguh didalam “bermain di lahan terbatas.”
Serta harus memberikan arahan supaya bermain seimbang antara menggiring bola
cepat dan kerjasama cepat 1-2 sentuhan diantara dua kawan, disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan di lapangan permainan. Termasuk arahan kepada Penjaga
gawangnya untuk keluar dari sarangnya bila Pemain kawan memerlukan bantuannya,
Baik sebagai pemantul bola maupun melakukan solo run menembus pertahanan lawan,
tapi posisinya harus segera digantikan Pemain lainnya.
Para pelatih harus bisa melihat secara jeli situasi di lapangan
mengingat “Futsal 3 on 3” adalah permainan yang melelahkan, sehingga perlu
melakukan rotasi pergantian Pemain teratur terutama manakala ada Pemainnya yang
terlihat lelah, agar segera digantikan Pemain yang segar, sehingga kekuatan
Timnya tetap stabil atau malah bisa menjadi lebih kuat dari Tim lawannya.
Mengingat “bermain di lahan terbatas,” bertujuan untuk mengasah skil
menggiring bola cepat dan kerjasama 1-2 sentuhan diantara dua kawan secara
cepat untuk melewati lawan bermain, maka harus diingatkan kepada para Pemain
yang sedang bermain untuk tidak mengutamakan menembak langsung kearah gawang
lawan dari jarak jauh sebelum melakukan kedua teknik bermain tersebut.
“Bermain di lahan terbatas” harus banyak melakukan “permutasi” atau
pertukaran tempat (gerakan tanpa bola maupun sambil bertukar bola), kegunaannya
untuk mengecoh lawan atau melakukan gerakan yang sulit diduga lawan, untuk
memudahkan mengalirkan bola atau memudahkan mengumpan dan menerima bola,
meningkatkan kekompakan kerjasama, membongkar pertahanan lawan sekaligus membuka
ruang tembak kearah gawang lawan.
Para Pelatih harus memperhatikan benar perkembangan anak didiknya yang
mengikuti Festival ini, apakah ada peningkatan skillnya maupun kecepatannya
didalam hal kemahiran menggiring bola dan kerjasama 1-2 sentuhan dengan kawan
bermainnya. Sehingga peningkatan kemampuan yang didapat Pemain selepas
mengikuti program ini diharapkan akan sangat berguna baginya ketika bermain
sepakbola di lapangan hijau yang sesuai ukurannya bagi Pemain U-l2 tahun.
Mengingat sarananya adalah “Lapangan Mini Futsal,” diperlukan cara memadukan
antara teknik sepakbola ketika sedang bermain di lapangan rumput dengan teknik ketika
sedang bermain di Lapangan Futsal, seperti misalnya dalam hal menyetop,
menyentuh dan memainkan bola dengan cara menempatkan bola dibawah telapak kaki kemudian
menginjak atau menekan bola kepermukaan lapangan.
Bermain di “Lapangan Mini Futsal” harus menghindarkan body charge (adu
badan), tackling keras atau sliding tackling karena kesemuanya disamping tidak
diperkenankan tentu sangat membahayakan keselamatan Pemain. Menjauhkan bermain
kasar, tidak mengeluarkan kata-kata tidak pantas, apalagi jangan sampai memukul lawan atau
siapa saja, pendeknya semua perilaku buruk itu harus dijauhkan dari semua anak
didik. Oleh karena itu tanamkan “Fair Play” sejak awal kepada para Pemain Usia
Dini dan pusatkan perhatiannya hanya kepada bermain bola saja. Dengan kata lain
peningkatan skill Pemain hanya dapat dicapai dengan berkonsentrasi penuh kepada
teknik, taktik dan strategi sepakbola semata disetiap kali bermain. Arahkan Bermain
dengan fair, menghormati lawan bermain, menghormati peraturan dan menghormati
Wasit.
Program “bermain di lahan terbatas” dengan sarana “Lapangan Mini Futsal”
yang didesain untuk membantu Pemain Usia Dini peserta Festival meningkatkan
skill bermain sepakbola, terutama dalam meningkatkan kemahiran menggiring bola
dan kerjasama 1-2 sentuhan diantara dua kawan. Karena kemahiran tersebut sangat
dibutuhkan seorang Pemain Usia Dini ketika bermain diatas lapangan rumput dalam
ukuran yang diperuntukan bagi Pemain U-12, yaitu ukuran 60 X 40 meter. Dan
dengan dimilikinya kedua kemahiran itu, apalagi bila disertai bertambahnya
ketajaman bagi Pemain lapangan ketika membangun serangan, atau bertambahnya
ketangguhan bagi Penjaga Gawang ketika mempertahankan gawangnya dari serangan
lawan, dapat membuat seorang Pemain Usia Dini makin lengkap kemampuannya
sebagai pesepakbola cilik berkat mengikuti program “bermain di lahan terbatas.”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar