Jumat, 27 Juli 2012

PROGRAM PENGEMBANGAN "BERMAIN DI LAHAN TERBATAS (SMALL SIDE GAME)" BAGI PEMAIN USIA DINI




PROGRAM PENGEMBANGAN “BERMAIN DI LAHAN TERBATAS (SMALL SIDE GAME)” BAGI PEMAIN USIA DINI
OLEH : M. ACHWANI
Mengingat kemahiran menggiring bola dengan cepat melalui lawan ataupun kerjasama 1-2 sentuhan secara cepat diantara dua Pemain untuk melewati lawan, belum banyak terlihat diantara Pemain Indonesia sampai tingkat Liga Super sekalipun. Sehingga ditengarai bahwa keterbatasan kemahiran bermain seperti itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa Pemain Timnas kita sulit mengembangkan permainannya untuk menundukan lawan-lawan bertanding diberbagai kejuaraan internasional.
Oleh karena itu Manajemen Sport Utama (MSU) sejak pertengahan tahun 2010 lalu, mulai merintis mengkaji dan mendesain program “untuk mengasah dan meningkatkan skill pesepakbola usia dini, terutama didalam mengasah dan meningkatkan kemahiran menggiring bola dan kerjasama dua orang Pemain dengan 1-2 sentuhan, untuk melewati lawan bermain dengan cepat melalui Program Pengembangan “Bermain Di Lahan Terbatas (small side game).” 
Arena “bermain di lahan terbatas” ini mempergunakan sarana  “Lapangan Mini Futsal J23” ukuran 16 X 6 meter, yang terletak di Jalan Jakarta 23 Bandung, laik sebagai tempat untuk mengembangkan “bermain di lahan terbatas” dalam bentuk permainan “Futsal 3 on 3” (dengan mempergunakan dua gawang, masing-masing gawang dijaga seorang Penjaga Gawang). Untuk keperluan itu pada bulan Agustus 2010, disusunlah “Peraturan Permainan,” berlaku secara lokal, dimana saat penyusunannya dilakukan diskusi dengan kawan-kawan “Korps Wasit Nasional” yang berada di Bandung-Jawa Barat, termasuk Mulyana Sobandi, Jajat Sudrajat, Oky Dwiputra, Dadang Sutisna, Budi Priharnako, dan lain-lain.
Kemudian “Peraturan Permainan Lokal Futsal 3 on 3“ ini mulai diuji cobakan pada pertengahan bulan Agustus 2011, dalam mitra tanding diantara Tim Wasit Nasional, kemudian antara Tim Wasit Nasional dengan Tim Redaksi HU “PIKIRAN RAKYAT,” selanjutnya antar beberapa Tim SLTP, SSB dan SSB putri (SSB Queen). Dari hasil rangkaian mitra tanding itu diambil kesimpulan bahwa “Futsal 3 on 3” dapat dipertandingkan dan cocok sebagai medium untuk mengembangkan “bermain di lahan terbatas,” guna meningkatkan skill Pemain Usia Dini. 
Selanjutnya pada bulan Desember 2010 s/d Januari 2011, Sekolah Sepakbola Bandung (SSBB) melakukan upaya lebih jauh didalam menjalankan Program Pengembangan “Bermain Di Lahan Terbatas” bagi Pemain Usia Dini, dengan menyelenggarakan “Festival Futsal 3 on 3 Antar SSB Kota/kabupaten Bandung Tahun 2010/2011.” Untuk keperluan itu terlebih dahulu disusun pula “Peraturan Khusus Pertandingan” guna mengatur teknis penyelenggaraan pertandingan “Festival Futsal 3 on 3 Antar SSB Kota/Kabupaten Bandung 2010/2011.”
Festival Futsal tersebut diselenggarakan dengan tujuan untuk : Mendorong peningkatan skill Pemain Usia Dini dengan “bermain di lahan terbatas” dalam permainan “Futsal 3 0n 3” bertempat di “Lapangan Mini Futsal J23” Jl. Jakarta 23 Bandung, terutama didalam hal mengasah kemahiran menggiring bola dengan cepat melewati lawan bermain dan mengasah kemahiran kerjasama dua orang Pemain dengan 1-2 sentuhan melewati lawan bermain secara cepat.
Mendorong agar semua Pemain termasuk Penjaga Gawang aktif dalam permainan, Penjaga Gawang dapat bertindak sebagai pemantul bola, pendukung serangan dan dapat maju kedepan sampai kedaerah lawan dan sementara Pemain lainnya dapat menggantikan posisi Penjaga Gawang tetapi tidak boleh mempergunakan tangan.
Mendorong peningkatan stamina semua Pemain yang turut bermain, mengingat semua Pemain senantiasa bergerak terus-menerus nyaris tanpa henti, terlibat banyak menyentuh bola disepanjang waktu permainan.
Mendorong kreativitas Pemain didalam mengembangkan berbagai cara bermain di lapangan permainan dengan lahan yang terbatas, juga mendorong kreativitas Pelatih yang menangani Timnya masing didalam merancang dan menerapkan taktik strategi “bermain di lahan terbatas.”  
Festival Futsal ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua SSB peserta sebagai ajang pemanasan atau untuk menyiapkan diri bagi masing-masing SSB guna menghadapi berbagai pertandingan penting yang digelar berbagai pihak pada tahun mendatang, baik yang diselenggarakan Oleh Pengcab atau Pengprov PSSI setempat maupun pihak lain seperti yang disponsori Danone, Yamaha atau atas kerjasama dengan Klub Italia AC Milan misalnya.
Penyelenggaraan “Festival Futsal 3 on 3 U-12,” yang dimulai tanggal 5 Desember 2010 dan berakhir 30 Januari 2011, dilaksanakan setiap hari Minggu diikuti 16 SSB dibagi 4 Grup dengan sistim pertandingan setengah Kompetisi dan babak selanjutnya menggunakan sistem gugur dengan lama bertanding 3  X 10 menit. Telah menghasilkan : Peringkat pertama SSB Mandala Ganesha ITB, peringkat kedua SSB Bomber Blodes, peringkat ketiga SSB Indonesia Muda, peringkat keempat SSB Rick’s Sayati. Pencetak gol terbanyak Eri (SSB Indonesia Muda) 104 gol, Pemain terbaik Faris (SSB Mandala Ganesha ITB), Penjaga Gawang terbaik Bilal (SSB Mandala Ganesha ITB), Tim Fair Play SSB Rick’s Sayati.
Selama penyelenggaraan “Festival Futsal 3 on 3,” dilakukan pengamatan dan evaluasi pertandingan seperti sebagai berikut :
“Bermain di lahan terbatas” memerlukan kecepatan berfikir didalam mengambil keputusan, kecepatan bergerak setiap Pemain baik saat menguasai bola atau ketika melakukan gerakan tanpa bola. Dan dengan demikian setiap Pemain harus didukung stamina yang cukup untuk dapat bertahan selama bermain, karena “bermain di lahan terbatas” semua bergerak terus-menerus baik Pemain lapangan maupun Penjaga Gawang, dimana semua Pemain harus aktif dalam permainan dan saling mendukung.
Dalam permainan yang tidak mengenal out ini, tercatat disetiap babak (@10 menit) jumlah sentuhan bola berkisar 150 sentuhan saat bermain dalam tempo rendah dan bisa mencapai 350 sentuhan saat bermain dalam tempo tinggi, dan jumlah tendangan kearah gawang sedikitnya 50 kali saat bermain tempo rendah dan mencapai 80 kali tendangan saat bermain tempo tinggi (ketajamannya meningkat). Kemudian setiap Tim pemenang atau Tim yang mencetak gol lebih banyak kegawang lawannya, dalam tiap pertandingan umumnya menguasai bola sedikitnya 60 % dibanding lawan yang dikalahkannya menguasai bola paling tinggi hanya 40 %.
Tim pemenang para Pemainnya terlihat lebih berani menggiring bola dengan cepat dalam usaha melewati lawannya, juga berani memperlihatkan permainan kerjasama 1-2 sentuhan melewati lawan bermainnya dengan cepat, permainannya lebih tajam dalam melakukan serangan dan lebih tangguh menjaga pertahanannya. Kemudian Penjaga Gawangnya lebih aktif dalam mendukung serangan dan sigap dalam melakukan intersep mencegat serangan lawan diluar daerah gawangnya.
Para Pelatih harus menanamkan pemahaman spesifik kepada para Pemainnya agar bermain efisien, efektif, tajam dan tangguh didalam “bermain di lahan terbatas.” Serta harus memberikan arahan supaya bermain seimbang antara menggiring bola cepat dan kerjasama cepat 1-2 sentuhan diantara dua kawan, disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan permainan. Termasuk arahan kepada Penjaga gawangnya untuk keluar dari sarangnya bila Pemain kawan memerlukan bantuannya, Baik sebagai pemantul bola maupun melakukan solo run menembus pertahanan lawan, tapi posisinya harus segera digantikan Pemain lainnya.
Para pelatih harus bisa melihat secara jeli situasi di lapangan mengingat “Futsal 3 on 3” adalah permainan yang melelahkan, sehingga perlu melakukan rotasi pergantian Pemain teratur terutama manakala ada Pemainnya yang terlihat lelah, agar segera digantikan Pemain yang segar, sehingga kekuatan Timnya tetap stabil atau malah bisa menjadi lebih kuat dari Tim lawannya.
Mengingat “bermain di lahan terbatas,” bertujuan untuk mengasah skil menggiring bola cepat dan kerjasama 1-2 sentuhan diantara dua kawan secara cepat untuk melewati lawan bermain, maka harus diingatkan kepada para Pemain yang sedang bermain untuk tidak mengutamakan menembak langsung kearah gawang lawan dari jarak jauh sebelum melakukan kedua teknik bermain tersebut.      
“Bermain di lahan terbatas” harus banyak melakukan “permutasi” atau pertukaran tempat (gerakan tanpa bola maupun sambil bertukar bola), kegunaannya untuk mengecoh lawan atau melakukan gerakan yang sulit diduga lawan, untuk memudahkan mengalirkan bola atau memudahkan mengumpan dan menerima bola, meningkatkan kekompakan kerjasama, membongkar pertahanan lawan sekaligus membuka ruang tembak kearah gawang lawan.
Para Pelatih harus memperhatikan benar perkembangan anak didiknya yang mengikuti Festival ini, apakah ada peningkatan skillnya maupun kecepatannya didalam hal kemahiran menggiring bola dan kerjasama 1-2 sentuhan dengan kawan bermainnya. Sehingga peningkatan kemampuan yang didapat Pemain selepas mengikuti program ini diharapkan akan sangat berguna baginya ketika bermain sepakbola di lapangan hijau yang sesuai ukurannya bagi Pemain U-l2 tahun.
Mengingat sarananya adalah “Lapangan Mini Futsal,” diperlukan cara memadukan antara teknik sepakbola ketika sedang bermain di lapangan rumput dengan teknik ketika sedang bermain di Lapangan Futsal, seperti misalnya dalam hal menyetop, menyentuh dan memainkan bola dengan cara  menempatkan bola dibawah telapak kaki kemudian menginjak atau menekan bola kepermukaan lapangan.
Bermain di “Lapangan Mini Futsal” harus menghindarkan body charge (adu badan), tackling keras atau sliding tackling karena kesemuanya disamping tidak diperkenankan tentu sangat membahayakan keselamatan Pemain. Menjauhkan bermain kasar, tidak mengeluarkan kata-kata tidak pantas,  apalagi jangan sampai memukul lawan atau siapa saja, pendeknya semua perilaku buruk itu harus dijauhkan dari semua anak didik. Oleh karena itu tanamkan “Fair Play” sejak awal kepada para Pemain Usia Dini dan pusatkan perhatiannya hanya kepada bermain bola saja. Dengan kata lain peningkatan skill Pemain hanya dapat dicapai dengan berkonsentrasi penuh kepada teknik, taktik dan strategi sepakbola semata disetiap kali bermain. Arahkan Bermain dengan fair, menghormati lawan bermain, menghormati peraturan dan menghormati Wasit.
Program “bermain di lahan terbatas” dengan sarana “Lapangan Mini Futsal” yang didesain untuk membantu Pemain Usia Dini peserta Festival meningkatkan skill bermain sepakbola, terutama dalam meningkatkan kemahiran menggiring bola dan kerjasama 1-2 sentuhan diantara dua kawan. Karena kemahiran tersebut sangat dibutuhkan seorang Pemain Usia Dini ketika bermain diatas lapangan rumput dalam ukuran yang diperuntukan bagi Pemain U-12, yaitu ukuran 60 X 40 meter. Dan dengan dimilikinya kedua kemahiran itu, apalagi bila disertai bertambahnya ketajaman bagi Pemain lapangan ketika membangun serangan, atau bertambahnya ketangguhan bagi Penjaga Gawang ketika mempertahankan gawangnya dari serangan lawan, dapat membuat seorang Pemain Usia Dini makin lengkap kemampuannya sebagai pesepakbola cilik berkat mengikuti program “bermain di lahan terbatas.”.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar